PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan atau leadership
merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan
rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia
(Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar
menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan
adanya beberapa kesamaan.
· Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
· Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
· Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
· Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,
bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau
kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan
oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Read more: Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli | belajarpsikologi.com
Read more: Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli | belajarpsikologi.com
Sumber :
http://fachrialwinttgrf.blogspot.com/2012/11/pengertian-kepemimpinan.html
TIPE-TIPE KEPEMIMPINANAN
1. Adaptif
Dalam keadaan normal, mungkin saja tidak akan ada jawaban
yang mudah, tapi setidaknya akan ada sebuah jawaban. Di saat krisis dan terjadi
perubahan di mana-mana, seorang pemimpin harus dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut dalam menjalankan bisnisnya. Seorang pemimpin yang adaptif
dapat menyesuaikan diri dan perusahaan dengan keadaan yang dinamis,
menyesuaikan nilai mereka dengan perubahan ya g terjadi, dan membantu bawahan
mereka untuk dapat ikut menyesuaikan diri dan mengenali perubahan yang terjadi
tanpa mengurangi kepercayaan bawahan tersebut kepada mereka. Contoh pemimpin
adaptif yang dapat Anda lihat adalah Sam Palmisano dari IBM, dan Ford’s Alan
Mulally.
2. Kecerdasan emosional
Seorang psikolog Daniel Goleman mengkorelasikan kepemimpinan
yang sukses dengan kesadaran akan perasaan diri sendiri dan perasaan orang
lain. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional sangat bisa mengatur diri
mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain, dan mereka juga
seringkali merupakan orang yang sangat hebat dalam mempengaruhi (dalam arti
yang baik). Semua orang dapat berlatih dan belajar untuk bisa cerdas secara
emosional.
3. Karismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik dapat mempengaruhi orang
lain untuk melewati kepemimpinan bersama dirinya. Sembilan puluh tahun yang
lalu, sosiologis Max Weber menggambarkan otoritas kharismatik berasal dari
karakter yang luar biasa, pejuang, dan kesucian. Dewasa ini, kharismatik lebih
berhubungan dengan personality seseorang dan tampaknya susah untuk diajarkan.
Seorang pemimpin yang kharismatik dapat menjadi motifator yang hebat dan seringkali
membawa kesuksesan yang luar biasa bagi perusahaannya. Contoh pemimpin yang
kharismatik adalah Theodore Roosevelt.
4. Authentic
Authenticity, seperti halnya passion, adalah sebuah kata
yang sering digunakan. Tapi kata ini tetap masih terdengar fresh ketika mantan
CEO dari Medtronic, Bill George menggunakan kata ini untuk menggambarkan
pemimpin dengan integritas dan karakter. Itu di tahun 2003, dua tahun setelah
runtuhnya Enron dan delapan tahun sebelum Medtronic, dibawah CEO yang lain,
membayar lebih dari dua puluh tiga juta dollar untuk mengatur klaim untuk
membayar kesalahan mereka. Hal ini menunjukan, seorang pemimipin yang memiliki
keaslian, seperti James Goodnight dari perusahaan software raksasa SAS
merupakan seorang bintang dari keteguhan dan disiplin.
5. “Level 5 leader”
Seperti yang digambarkan seorang pebisnis hebat Jim Collins,
pemimpin level 5 mengejar tujuan dengan kegigihan seperti seekor singa dan
kerendahan hati seperti seekor domba. Orang seperti ini sangat sulit dicari.
Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang murah hati, bertanggung jawab, dan
meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Meskipun banyak
entrepreneur yang dikatakan merupakan pemimpin level 5, yang perlu dilihat
apakah mereka bisa menekan ego mereka sendiri dalam menjalankan perusahaan atau
tidak.
6. Mindful leader
Terlalu banyak pemimpin yang menjalani kepemimpinan mereka
berdasarkan pada asumsi lama dan aturan-aturan yang tidak praktis. Jika
pemimpin tersebut memberikan perhatian pada lingkungan mereka, memperhatikan,
menganalisa dan yang paling penting, mendengarkan orang lain, maka mereka akan
menanyakan pertanyaan yang lebih pintar, dapat mendeteksi perubahan yang
terjadi, dan dapat menjadi pelajar yang lebih baik. Kesadararan ini akan lebih
mudah dilakukan oleh para pemimpin muda, yang belum tercemar oleh
pemikiran-pemikiran lama dan kebiasaan-kebiasaan lama. Tapi perusahaan raksasa
juga seringkali melahirkan pemimpin-pemimpin yang mindful.
7. Narsisme
Diluar para pemimpin yang hebat, terdapat juga beberapa
pemimpin yang tidak patut dicontoh. Beberapa diantaranya adalah pemimpin yang
terlalu mencintai dirinya sendiri, atau yang biasa kita kenal dengan nama
pemimpin yang narsis. Pemimpin yang narsis tidak mendengarkan orang lain, tidak
ingin belajar, tidak ingin mengajar, dan tidak suka jika ada pendapat yang
berbeda dari pendapat mereka. Tapi tidak semua pemimpin yang narsis itu buruk.
Psikoanalisis Michael Maccoby menggambarkan satu tipe narsis yang tidak terlalu
buruk. Contoh pemimpin seperti ini adalah Bill Gates dan Andy Grove. Mereka
adalah pemimpin yang visionaris, dan mampu membawa orang-orang mengikuti visi
yang mereka buat. Tipe pemimpin seperti ini ternyata memiliki pendamping yang
mampu menutupi kekurangan mereka, dan tetap menjaga mereka utnuk rendah hati.
8. ”No-excuse” leadership
Kemiliteran tampaknya merupakan suatu tempat yang memiliki
pembelajaran kepemimpinan yang tinggi dan tidak pernah berakhir. Kepemimpinan
yang “no-excuse” merupakan tipe kepemimpinan yang biasanya terdapat di dunia
militer. Tipe kepemimpinan ini akan mampu membuat keputusan dengan cepat,
bersikap tegas dan keras, dan menunjukan mental yang kuat. Ini merupakan suatu
kebetulan ketika penelitian di tahun 2006 menunjukan bahwa perusahaan yang
dipimpin oleh mantan militer mengungguli S&P 500, dan pemimpin tersebut
bertahan lebih lama dalam pekerjaan mereka. Contoh pemimpin ini adalah
Frederick Smith, mantan angkatan laut yang menjalankan FedEx selama lebih dari
40 tahun.
9. Menular
Richard Boyatzis dan Annie McKee menyebutkan bahwa emosi itu
menular: Moral seseorang dapat naik dan turun sesuai dengan mood dari sang
pemimpin. Pemimpin yang positif dan bersemangat dapat menularkan hal itu kepada
bawahan mereka dan menularkan antusiasme yang positif dalam perusahaan.
Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa Anda harus dengan cermat
menghitung dan merancang perusahaan Anda, dan seberapa banyak hal itu akan
mempengaruhi kehidupan pribadi Anda. Seorang pemimpin harus mampu memisahkan
permasalahan pribadi dari kehidupan profesional mereka.
10. Melayani
Pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang bersedia untuk
melayani bawahannya, tidak tertutup pada batasan jabatan. Pemimpin tipe ini
akan bersedia untuk pertama kali melayani, dan bersedia menjadi contoh agar
bawahan mereka dapat bekerja dengan lebih baik. Tipe-tipe pemimpin ini adalah
mereka yang memiliki empati yang besar, peduli, dan mau menyembuhkan.
11. Storyteller
Seorang pemimpin harus mampu bercerita: tentang dirinya
sendiri, tentang perusahaan, tentang apa yang dilakukan pegawai mereka, dan
tentang apa yang akan dilakukan mereka di masa depan. Menceritakan cerita
membangkitkan emosi yang tidak dapat dibantah siapapun juga. Tidak heran, jika
tipe pemimpin seperti ini banyak terdapat dan cocok untuk para entrepreneur,
karena para entreprenur membangun sendiri cerita mereka, dan merekalah yang
benar-benar mengerti cerita mereka.
Tipe- Tipe Kepemimpinan
Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara
luas.
1) Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang
pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
2) Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah
seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan
3) Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
4) Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab
mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa
pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada
umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis,
maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supernatural powers).
5) Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
• Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
6) Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
Sumber :
Teori Kepemimpinan
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “the greatma theory”
Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “the greatma theory”
Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecenderungan kea rah dua hal :
Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yangØ menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpinØ yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3. Teori kontingensi
Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yangØ menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpinØ yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3. Teori kontingensi
Mulai berkembang th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem
manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya.
Sistem ini disebut sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada
sistem ini mempunyai beberapa ciri:
¯ Substansinya adalah manusia bukan tugas.
¯ Kurang menekankan hirarki
¯ Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
¯ Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
¯ Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
4. Teori Behavioristik
¯ Substansinya adalah manusia bukan tugas.
¯ Kurang menekankan hirarki
¯ Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
¯ Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
¯ Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
4. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya
dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata
lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang
efektif bila ada pemahaman tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia
sebagai pelaku.
Beberapa tokohnya, antara lain:
Beberapa tokohnya, antara lain:
a. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
b. Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
5. Teori Humanistik
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
5. Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori
humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan
adanya kebebasan. Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan
Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat,
secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki
struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah
memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi
motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan
dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati, didalam Teori Humanistik,
terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan yang sesuai dan
memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan
kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan
dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan,
dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk
menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard,
Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda
lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan
orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar