Senin, 13 Mei 2013

supernova



                             SUPERNOVA
            KSATRIA, PUTRI DAN BINTANG JATUH
                                               

            Diva memang merasa sakit sungguhan, kepenatan tersebut adalah sakit yang baginya lebih nyata daripada terkena flu atau cacar ari, kadang-kadang ia memang tak kuat menahan. Inilah saat dimana ia ingin memasuki semua orang  sekaligus memeluk semua orang. Menyatakan kesedihannnya sekaligus cintanya yng mendalam.
“pak ahmad, kita langsung kerumah ya.”
“ya , non”
Pak ahmad melirik majikannya dari spion, wajah cantik itu terlihat agak muram, kemuraman yang ganjil.
Sudah lebih dari empat tahun lamanya ia bekerja pada diva, ia tidak melihat banyak hal, majikannya hamper tidak pernah membawasiapapun ke dalam mobil ini, apalagi kerumah setia kali di jalan, selain berbicara d telepon genggamnya, ia hanya memandang keluar jendela, diam kadang menggigit bibir
Diva bukian jenis orang ekstra hangat yang tak pernah lupa mengajak ngobrol atau melempar guyonan, tapi ia tahu majikannya sngat peduli, diva tak pernah membelikanya baju lebaran atau menyumbangkan hewan kurban, tapi diva menanggng biaya ketiga adiknya, bahkan membayari mereka ikut berbagaimacam kursus.
Diva memang majikan yang aneh, ia begitu peduli akan hal-hal yang menurutnya remeh, sangat pedili , bekerja untuknya bagi pak ahmad adalah berkah besar,
Diam-dia ia memberanikan diri untuk melirik spion lagi, ternyata majikannya menangis. Tangisan membisu, hanya saja air mata itu terlihat jelas membanjir, turun tanpa henti dari kedua matanya. Tak ada isak, hanyak adana air mata , turun dan turun terus.
Dada pak ahmd itu sesak, tapi tak tahu harus berbuat apa selain terus menyetir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar